TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Legislator Bobby Jayanto, S.IP menerima sejumlah keluhan dari masyarakat atau pasien terhadap pelayanan rumah sakit di Kota Tanjungpinang, khususnya RSUD Kota Tanjungpinang dan RSUD Provinsi Kepri Raja Ahmad Tabib.
Mendengarkan keluhan tersebut anggota Fraksi NasDem DPRD Kepri ini meminta agar para pemangku jabatan di semua rumah sakit tersebut bisa lebih meningkatkan pelayanan dan memberikan perhatian serius kepada para pasien, seperti memberikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diidap pasien kepada keluarga serta penanganan yang harus segera dilakukan untuk kesembuhan dan keselamatan pasien.
Bobby menceritakan, kasus pertama dialami sendiri oleh sahabatnya yang baru meninggal pada 31 Desember 2022. Temannya yang bernama Sulaiman yang menderita serangan jantung dan dibawa ke RSUD Kota Tanjungpinang pada 23 Desember 2022. Setelah ditangani oleh dokter, diberikan obat dan dipindahkan ke ruang rawat, namun sayangnya keluarga almarhum tidak mendapatkan informasi yang jelas sejauh mana seriusnya kondisi penyakit penyakit almarhum.
“ Saya pada hari Jumat itu sempat minta bertemu dengan dokter yang menangani, untuk bertanya tentang seserius apa serangan jantung yang diderita almarhum. Karena jika dokter mengatakan memang harus pasang ring, saya akan membawa teman saya ini ke rumah sakit yang lebih canggih ke Batam. Bahkan saya sudah mengontak dokter di Batam untuk menangani. Tapi sayangnya dokter di RS Tanjungpinang tidak bisa bertemu hari itu dan menjanjikan untuk bertemu hari senin,” tutur Ketua Komisi I DPRD Kepri ini.
Keluarga pasien yang tidak paham dengan kondisi penyakit pasien yang sejauh mana seriusnya harus ditangani manut saja ketika pasien dinyatakan sudah boleh pulang dan dibekali obat obatan. Tapi ternyata setelah sekitar tiga hari berada di rumah, kondisi pasien mendadak drop kembali pada 31 Desember 2022 malam usai magrib dan langsung meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
“ Ini yang saya sesalkan dengan penanganan pasien oleh dokter. Karena jika dari awal diberi tahu pasien harus dipasangi ring, saya akan segera minta dirujuk dan dibawa ke RS di Batam. Harusnya dokter lebih perhatian, memberikan informasi yang jelas dan serius menangani pasien dengan penyakit jantung seperti ini,” sesalnya.
Ia menyadari takdir dan kematian seseorang memang sudah ditentukan Tuhan, namun menurutnya upaya maksimal penanganan medis harus diberikan apalagi pasien sudah sempat dibawa dan dirawat di rumah sakit.
Keluhan dan laporan masyarakat lain yang ia terima adalah pasien yang sudah dirawat lebih kurang 25 hari di RSUD Kota Tanjungpinang. Pasien non BPJS yang bernama Tan Boon Heng ini tidak mengalami kemajuan berarti selama dirawat hampir sebulan itu. Tangan dan kakinya masih membengkak. Bahkan keluarga yang ingin berkomunikasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih detil tapi susah bertemu.
Ketika mendengarkan keluhan keluarga pasien, Bobby memutuskan membantu untuk berobat ke Malaysia. Ternyata ketika sudah sampai di rumah sakit di Malaysia, mengingat usia yang sudah lanjut dan kondisi pasien yang sudah lemah, pasien tidak bisa ditangani lagi dan akhirnya meninggal pada 29 Desember 2022.
“ Intinya dari keluhan keluarga pasien pada , mereka mengeluhkan sulitnya berkomunikasi dengan dokter dan sikap paramedis di rumah sakit Tanjungpinang yang dinilai kurang perhatian dengan pasien. Saya berharap hal ini tolonglah diperbaiki karena pasien kan juga manusia yang perlu mendapatkan pertolongan semaksimal dan sebaik mungkin,” harapnya.
Kasus lain adalah Bobby pada Rabu, 4 Januari 2023 menerima info dari keluarga seorang satpam yang digigit anjing. Ketika dibawa ke rumah sakit umum, ternyata tidak ada obat anti tetanus. Begitu juga juga ketika dibawa ke rumah sakit swasta juga tidak tersedia dan ketika dibawa ke RSUD Provinsi Kepri, cuma ada suntikan anti rabies dan tidak ada anti tetanus.
Ketika sudah disuntik, pasien diperbolehkan pulang dan dibekali obat antibiotic dan vitamin serta diminta kontrol ke puskesmas tiga hari mendatang,. Tapi sayangnya pasien tidak diberikan surat pengantar untuk kontrol ke puskesmas.
“ Saya heran mengapa di rumah sakit tidak tersedia obat-obatan sepert ini. Harusnya ada dan ini perlu menjadi perhatian pemangku kebijakan di rumah sakit. Apalagi surat pengantar untuk control ke yang lalai tidak diberikan yang harus bisa menjadi bahan acuan pihak puskesmas untuk memberikan layanan medis saat control,” tandasnya.
Terakhir, ia menerima informasi dari keluarga seorang tokoh masyarakat yang sudah beberapa lama sudah dirawat di rumah sakit dengan kondisi kaki dan tangan bengkak namun belum sembuh juga. Hanya diberikan obat-obatan yang harus dikonsumsi sekian lama.
“ Ketika keluarga memutuskan membawa pasien ke Malaysia tenyata setelah dua hari dirawat di rumah sakit luar negeri itu pasien jauh lebih baik,” tuturnya.
Dari semua contoh kasus di atas, Bobby yang menyadari dirinya adalah wakil rakyat dan penyambung lidah mereka, kembali menegaskan dan menghimbau agar pemangku jabatan di semua rumah sakit di Tanjungpinang bisa memberikan perhatian dan penanganan lebih serius terhadap keluhan atau penyakit pasien. Begitu juga dengan sikap paramedis yang harus ditingkatkan dengan lebih ramah dan tidak terkesan membedakan pasien.
“ Saya berharap dan menghimbau pemangku kebijakan di rumah sakit di kota ini bisa lebih meningkatkan pelayanan kepada semua masyarakat yang menjadi pasien, tanpa melihat status mereka dan pembiayaan mereka dalam berobat. Berikan informasi yang detil dan jelas supaya keluarga pasien bisa tahu dan memutuskan hal terbaik untuk kesembuhan pasien. Selain itu tadi, paramedis juga bisa bersikap lebih ramah kepada pasien dan keluarga” himbau Ketua DPD NasDem Tanjungpinang ini.