JAKARTA | WARTA RAKYAT – Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan bahwa saat ini Indonesia memperoleh kepercayaan sekaligus berada pada puncak kepemimpinan global, utamanya di sisi ekonomi.
“Kita enggak sadar bahwa kita sedang berada pada kepemimpinan puncak global di sisi ekonomi. Trust-nya itu kita baru saja dapat, ini jangan dilewatkan,” ujarnya.
Kepala Negara pun mendorong Kadin untuk memanfaatkan kesempatan tersebut dengan merumuskan peta jalan di berbagai bidang, mulai dari sumber daya manusia (SDM) hingga industri.
“Saya senang kalau Kadin nanti merumuskan roadmap SDM, roadmap industri tekstil, roadmap industri logam, roadmap semuanya ada peta jalannya, sehingga jelas kita akan menuju ke mana, jelas visi kita akan ke mana,” ujarnya.
Peta jalan tersebut, imbuh Presiden, juga akan membantu menarik serta menggerakkan ekonomi dalam negeri.
“Ini akan menjadi sebuah lokomotif besar yang bisa menarik pengusaha daerah, menarik UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah], semuanya akan ketarik kalau ini jadi. Dan, yang paling penting menciptakan nilai tambah,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengajak Kadin untuk membangun optimisme di tengah ketidakpastian perekonomian global. Presiden pun mengutip pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva yang menyampaikan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah kesuraman ekonomi global.
“Di tengah kesuraman ekonomi global, Indonesia adalah titik terangnya, dia [Kristalina Georgieva] ngomong seperti itu. Apa alasannya dia berbicara seperti itu? Karena dia baca angka-angka,” ujar Presiden.
Presiden menyebutkan, inflasi Indonesia yang terjaga pada level 5,7 persen di saat rata-rata inflasi dunia mencapai 10-12 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menunjukkan tren positif dan mampu tumbuh 5,72 persen pada kuartal III-2022, berada di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2 persen pada tahun 2022.
“Purchasing Managers’ Index kita juga pada level yang ekspansif. Semua negara terkontraksi, rata-rata dunia sudah di bawah 50. Kita angka terakhir yang saya tahu 51,8 masih di atas 50 persen,” ungkapnya.
Kemudian, neraca perdagangan Indonesia juga berhasil mencatatkan surplus selama 30 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.
“Sekali lagi, kenapa kita tidak optimis kalau angka-angkanya menunjukkan seperti ini? Harus optimistis. Jangan sampai ada yang menyampaikan pesimisme. Baca angka-angka tadi, harus optimistis,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid. (MAY/UN)