ACEH TENGGARA | WARTA RAKYAT – Peredaran pupuk bersubsudi di Kabupaten Aceh Tenggara hampir pada setiap musim tanam utama dan gadu selalu menjadi persoalan. Harganya di kios pengencer melambung dan sulit temukan.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Riskan, dilansir Waspadaaceh.com, Jumat (25/02/2022), berharap Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) agar proaktif mengawasi peredaran dan penggunaan pupuk tersebut.
Dia mengatakan, peredaran pupuk bersubsidi di kios pengencer sering dikeluhkan oleh petani. Selain harganya tinggi, juga sulit ditemukan. Bahkan pembeliannya ada yang mesti satu paket (gandeng) dengan pupuk non subsidi.
“Untuk itu perlu pengawasan optimal agar peredaran dan penggunaan pupuk subsidi dapat tepat sasaran,” katanya.
Peredaran pupuk itu, kata dia, semestinya diawasi oleh KP3, baik penyaluran dari distributor ke kios pengencer hingga sampai penggunaannya.
Hal itu, menurut dia, untuk menghindari penyimpangan penggunaan pupuk bersubsidi yang dibutuhkan petani. Sebelumnya lewat kelompok tani telah mengusulkan kebutuhan pupuk dubsidi melalui daftar RDKK.
Kadis Pertanian berharap, peredaran dan penggunaan pupuk tersebut dapat disesuikan dengan azas pupuk bersubsudi, yaitu tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu.
Dia juga menjelaskan, jumlah alokasi pupuk bersubsidi di tahun 2022 ini, mencapai 12.204 ton. Akan disalurkan melalui empat distributor oleh PT. PIM dan dua distributor dari PT. Petro, di antaranya CV. Alim Jaya, CV. Retani, CV Riantani, CV. Saudara Kembar dan PT. Alfarisi Riski Abadi.
Jenis dan jumlah pupuk bersubsidi yang akan disalurkan, kata dia, urea 8.285 ton, SP36 136 ton, ZA 89 ton, NPK 2.755 ton dan organik 950 ton. Dari laporan pihak distributor pada Januari 2022, 400 ton di antaranya sudah disalaurkan.
Sumber: Waspadaaceh.com