TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT — Pedagang stand Melayu Square keluhkan stand yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB), pasalnya soal pembayaran token listrik sekarang dilimpahkan ke pedagang Melayu Square.
Hal ini dikatakan, penjual siput di melayu square, Dedi yang mengatakan pembayaran token biasanya dilakukan oleh pihak BUMD PT. TMB.
“Sekarang bayar tokennya sendiri pakai pergroup. satu group, tujuh stand satu token itu biasanya seminggu seratus tiap tujuh orang,” kata Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (23/3/2021) sore.
Padahal kata Dedi, jualannya belum tentu balik modal. Ditambah dengan iuran listrik yang dibayar berdasarkan group stand menurutnya merugikan sekali.
“Belum ada untung, kadang juga enggak ada pelanggan beli loh disetiap stand,” katanya.
Diakui, Dedi iuran token listirik yang ditanggung oleh pedagang dilakukan sejak adanya tunggakan listrik yang mengakibatkan penyegelan listrik sementara
“Ya semenjak disegel sama pihak pln, semenjak itulah kita dikasih token sendiri-sendiri,” ujarnya.
Padahal, kata Dedi dulu Iuran 82 Ribu rupiah sudah dihitung dengan semua kebutuhan pedagang seperti kebersihan, air, dan listrik.
Dedi mengungkapkan kebijakan token listrik baru-baru dilakukan sekitaran dua mingguan. Menurut Dedi adanya token listrik dibebankan pergroup 7 stand dapat memicu adu domba terhadap pemakaian.
“Kita kalo token sendiri-sendiri satu stand, satu. gak masalah ini tujuh orang pemakaian gak rata, ada yang pakai banyak listrik. ada yang gak jualan, ada yang pakai rice cooker, ada yang pakai lampu aja, jadi ada yang keberatan dan merasa iri hati. disitulah kadang-kadang konfliknya antara pedagang, istilahnya mau mengadu domba pedagang kalau dia kasih token tak masalah,” pungkasnya.