TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT — Walikota Tanjungpinang, Rahma menanggapi terkait kelangkaan BBM jenis premium dan pertalite yang terjadi hampir selama dua pekan di Kota Tanjungpinang.
Rahma mengatakan kelangkaan BBM jenis premium seharusnya tidak terjadi bila mengacu pada kuota BBM untuk Kota Tanjungpinang yang telah ditetapkan.
Hal itu disampaikan Rahma usai menggelar rapat bersama pihak pertamina retail Kepri.
“Untuk premium sudah disampaikan bahwa kuota yang diperuntukan untuk Kota Tanjungpinang hingga realisasi sekarang itu seharusnya tidak terjadi kelangkaan,” kata Rahma, Senin (2/11) di Kantor Walikota Tanjungpinang, Senggarang.
Rahma menuturkan, dari 42.629 kilo liter jatah kuota premium untuk Kota Tanjungpinang masih banyak yang tersisa dan belum terpenuhi.
“Untuk premium, kuota yang diperuntukkan bagi Kota Tanjungpinang masih banyak yang tersisa,” tuturnya.
Untuk kelangkaan, ungkap Rahma karena adanya Kemungkinan besar kelebihan kuota yang sehari-harinya melewati batas 10,25 Kilo liter.
“Memang dalam perjalanannya dari Januari- Oktober kuota itu sudah di plot 10,25 Kilo. Seharusnya itu berlaku sampai bulan Desember, saya melihat kemungkinan besar adanya kelebihan kuota yang sehari-harinya melewati batas 10,25 kilo,” ungkapnya.
Rahma juga menjelaskan pertamina beralasan kelangkaan premium terjadi akibat adanya kelebihan penggunaan harian karena hari libur.
Namun, Rahma membantah alasan Pertamina tersebut karena kelangkaan premium sudah berlangsung sejak seminggu yang lalu sebelum hari cuti libur.
“Beliau bilang Kemungkinan besar disebabkan karena hari libur, tapi tadi saya sampaikan kalau kelihatan di lapangan itu tidak karena hari libur saja karena seminggu atau beberapa hari yang lalu terjadi antrian, cuma saja dengan kondisi ini di perparah makin panjang antariannya,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Pertamina retail Kepri meminta waktu seminggu untuk mencarikan solusi kelangkaan premium itu kepada Walikota Tanjungpinang.
Rahma berjanji akan menagih janji Pertamina retail Kepri untuk menyediakan solusi kelangkaan BBM premium.
Ditengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini, ia tidak menginginkan masyarakatnya harus mengantri panjang untuk mengisi BBM.
“Dia (Pihak Pertamina) bilang, mereka akan rapatkan dengan internal mereka dan minta waktu seminggu untuk mencarikan solusi tapi saya akan follow-up lagi, saya tidak mau ada antrian,” pungkasnya.
Pewarta : Ilham
Editor : Prengki
Bagaimana dgn spbu yg sdh tdk mau menjual premium lagi? Karena akan berdampak terhadap panjangnya antrian pada spbu yg msh menjual premium. mohon segera ditindak lanjuti dan masyarakat masih sangat perlu kpd jenis bbm premium yg disubsidi pemerintah yg tersedia di semua spbu yg berada di tanjung pinang apalagi dlm kondisi pandemi skrg ini, jika pengguna bbm dianjurkan utk beralih dr premium ke pertalite/ pertamax mgkn belum tepat wakunya ditengah kodisi perekonomian warga akibat covid 19.