TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Wanita berparas cantik WA (29), yang diduga korban KDRT buka-bukaan atas perlakuan suaminya, oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungpinang berinisial MA, Rabu (27/5/2020).
Menantu almarhum Walikota Tanjungpinang, Syahrul ini terbata-bata dan berurai air mata saat menceritakan kronologi yang dialaminya pada Senin (25/5) sekitar pukul 19.30 Wib malam.
Saat ini dia masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang.
Kejadian berawal saat WA meminta Hanphone miliknya yang ditahan MA. Ia ingin menghubungi ibu dan anaknya di malam lebaran kedua.
“Karena malam lebaran, saya mau menghubungi ibu dan anak saya. HP ini memang sebelumnya sudah pernah ditahan waktu mengurus Almarhum Ayah sedang sakit,” ujarnya, Rabu (27/5/2020)
Namun, lanjutnya, MA malah menyerahkan HP yang lain. Sementara WA menginginkan HP miliknya lantaran ada tentang pekerjaan, email dan online shop usaha yang dipantau selama Work From Home (WFH).
“Jadi beliau (MA) memberikan HP lain, tapi saya meminta HP saya karena di HP ada kerjaan, email dan online shop usaha yang dipantau selama Work From Home (WFH),” katanya.
Saat itu, terjadi pertengkaran hebat antara dirinya dengan suami. Pada saat pertikaian, suaminya marah lalu diduga berbuat kekerasan.
Saat kejadian, kata dia, rumah sedang ramai menjenguk ibu mertuanya yang sedang sakit.
Bahkan saat terjadi keributan ada yang mendengar kegaduhan itu, lalu ada yang mendobrak pintu dan masuk.
“Benar terjadi pertikaian, kejadiannya setelah Magrib, memang seperti berita yang beredar ada permintaan yang tidak diberikan,” pungkasnya.
“Mungkin dia kesal, mengambil HP melempar ke saya, saya dilempar pakai bantal, setelah itu tak puas hati barulah menarik, mengarahkan saya ke lemari, dilempar kemudian jatuh, diangkat lagi dan dipukul,”
“Masih emosi mungkin, beliau masuk lagi langsung mukul sampai saya terjatuh,” sedihnya.
Dia mengungkapkan, setelah dipukul dirinya diusir dari rumah yang berlokasi di Sei Ladi, Senggarang itu.
“Habis itu beliau mengusir saya dari rumah, mengeluarkan baju saya. Malam itu saya langsung drop, trauma, saya mau pulang ke rumah ibu saja malam itu, tapi nggak dibolehin,” katanya.
Selanjutnya, WA melaporkan kejadian itu esok paginya, Selasa (26/5) karena merasa ketakutan.
“Saya bukannya memikirkan beliau jadi tersangka atau apa, saya mau sehat-sehat saja, takut terjadi apa-apa,” ujarnya.
Parahnya lagi, WA mengaku sedih dan drop seolah berita ini terkesan dibuat-buat. Kemudian sakit ini seolah tidak ada atau direkayasa.
“Saya betul-betul drop, capeknya, sedihnya, traumanya semua betul-betul keluar setelah di rumah sakit, akhirnya saya dirawat intensif,” ujarnya.
WA mengatakan, untuk membuktikan siapa yang benar dan salah dalam masalah ini biarlah pihak berwajib yang menyampaikan.
Sebelumnya oknum Anggota DPRD Kota Tanjungpiang berinisial MA sebagai terlapor membantah dirinya melakukan KDRT kepada korban.
Kepada wartawan ia mengaku tidak pernah melakukan atas tudingan yang dilaporkan oleh istrinya.
“Saya tidak pernah melakukan hal itu seperti yang dilaporkan dan diberitakan,” ujar MA, Selasa (26/5/2050) siang.
Memang, lanjut MA, dirinya mengakui ada pertikaian dengan pelapor namun tidak sampai dengan kekerasan.
“Ada permintaan dari pelapor yang tidak saya penuhi, mungkin itu yang membuat dia sakit hati dan membuat laporan kepada pihak berwajib, namun saya tidak melakukan kekerasan,” jelas MA.
Meski merasa tidak melakukan demikian, MA menyerahkan sepenuhnya kepada pihak penyidik Polres Tanjungpinang.
“Kalau sudah di laporkan, nanti biar saja penyidik bekerja, kita percayakan sama penyidik,” ucapnya.