BATAM | Warta Rakyat – Semangat kerukunan antar umat beragama di Kepri harus selalu dibangun dan dirawat, terutama menjelang Pilkada 2020 yang akan digelar Kepri.
Hal itu disampaikan Anggota DPD RI Perwakilan Kepulauan Riau, Richard Pasaribu, dalam diskusi bersama pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Batam, Senin (20/01/2020) di Batam.
“Narasi intoleransi yang digaungkan oleh pihak-pihak tertentu harus dilawan dengan narasi kerukunan, oleh karena itu kita tidak boleh termakan oleh berita hoax, dan lebih waspada terhadap perkembangan paham radikalisme dan intoleransi. Terutama menjelang Pilkada 2020,” kata Richard Pasaribu.
Richard Pasaribu berharap, bibit konflik antarumat, antaretnis, bahkan antarkampung jangan sampai muncul di tengah masyarakat.
Bahkan ia mengatakan, PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang mengedepankan semangat intelektual dalam pergerakannya diharapkan mampu sebagai pelopor dalam menjaga Kepri dari kaum intoleran.
“PMII harus selalu peka terhadap fenomena intoleransi di tengah masyarakat, karena sudah muncul gejala mundurnya hubungan antarpribadi yang terbuka dan dilandasi rasa saling percaya,” tandasnya.
“Jangan sampai relasi kita diwarnai ketertutupan dan kecurigaan. Mari kita jaga Kepri ini dari kelompok intoleran,” lanjut Richard.
Selain itu, sambung Richard Pasaribu, perlunya mewaspadai apabila ada kelompok tertentu yang menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik terutama menjelang Pilkada 2020.
“Sentimen agama kemungkinan akan ditunggangi pihak-pihak tertentu dalam Pilkada 2020, jadi harus kita sikapi dengan bijak sehingga isu-isu politik identitas agama yang berpotensi menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat bisa diredam,” Richard Pasaribu menjelaskan.
Sementara itu, Ketua PMII Cabang Batam, Wiradi Putra mengatakan keterbukaan serta penghargaan terhadap perbedaan merupakan semangat pergerakan PMII.
“Semangat keterbukaan, progresifitas dan transformatif adalah modal kami dalam membuka ruang dialog lintas agama. Karena ketika momen-momen kebersamaan lintas agama semakin sering, maka ruang kebersamaan akan semakin luas. Namun, bila ruang kebersamaan dan interaksi menyempit, akan mudah timbul salah paham yang pada gilirannya menjadi lahan subur bagi benih konflik,” terang Wiradi.
Pewarta: Soebatrio
Editor. : Frengki