TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Bobby Jayanto menegaskan, sebagai Anggota DPRD Kepri, dirinya bukan hanya milik etnis Tionghoa, tetapi milik semua lapisan masyarakat Kota Tanjungpinang.
Bahkan, Bobby Jayanto mengungkapkan tidak membeda-bedakan antara pendukung maupun non pendukung pada Pemilu 2019 lalu.
Untuk itu Bobby berharap, agar warga tidak sungkan menyampaikan permasalahan maupun unek-unek atau keluhan warga yang ada di Kota Tanjungpinang.
Hal itu disampaikan saat menjaring aspirasi masyarakat (asmara) atau reses di jalan Pelantar III yang dihadiri warga dari berbagai suku, Camat Tanjungpinang Barat dan Lurah Kamboja.
“Politik itu banyak manfaatnya. Tanpa politik kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Saya bukan hanya milik tionghoa saja, saya hadir disini mewakili masyarakat Kota Tanjungpinang,” pungkas Bobby Jayanto, Kamis (5/12) malam, yang didampingi Anggota DPRD Tanjungpinang dari fraksi NasDem, Agus Chandra Wijaya, Ria Ukur Rindu Tondang, dan Fengky Fesinto.
“Meskipun bapak ibu tidak memilih saya, saya harus turun kelapangan, saya harus menyerap aspirasi, saya harus turun untuk bertemu masyarakat,” sebutnya.
Di kesempatan itu, Bobby Jayanto mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Tanjungpinang yang telah menyempatkan waktu untuk bertatap muka.
“Saya turun berdasarkan perintah undang-undang,” tegasnya
“Saya mengucapkan terimakasih yang telah meluangkan waktu untuk menghadri reses saya,” ujar Bobby.
Bobby memaparkan, dari tiga fungsi legislatif, salah satu fungsi yang nyata dilakukan oleh DPRD Kepri adalah penetapan Perda APBD Kepri 2020 dengan tepat waktu.
“Kalau kita tidak ketok pada 29 November kemaren, pegawai tidak akan gajian 6 bulan. Pembangunan tak jalan. Kalau pembangungan tak jalan kita bisa bayangkan apa jadinya pembangunan Tanjungpinang,” paparnya.
Dalam reses tersebut sejumlah warga tampak antusias menyampaikan keluhan atau unek-unek seusai Bobby Jayanto memaparkan kinerjanya selama dilantik menjadi anggota DPRD Kepri.
Salah satu warga Tanjungpinang mengatakan, agar Pemprov Kepri memperbaiki atau mengatasi permasalahan banjir yang ada Jalan Bakar Batu, Kelurahan Kamboja, tepatnya di depan kantor Telkomsel
Pasalnya, jalan yang merupkan jalan provinsi tersebut telah lama diresahkan warga.
“Jalan Bakar Batu yang notabene jalan Provinsi tepatnya di depan telkomsel itu supaya diperbaiki karena sudah beberapa kali kami musrenbang tidak pernah diakomodir,” ungkapnya.
Selain itu, sambung dia, agar memperhatikan masalah pelayanan rumah sakit terhadap pasien BPJS yang selalu membeda-bedakan pesien saat berobat di Rumah Sakit.
“kami butuh perhatian, agar tidak membeda-bedakan pelayanan,” katanya.
Selain itu, ia juga berharap supaya Pemprov mengadakan seragam sekolah gratis bagi murid sekolah SMA/SMK.
“Mohon Provinsi menggratiskan seragam sekolah SMA/SMK,” pintanya.
Sedangkan Asun, warga Pelantar III mengeluhkan pembuangan sampah yang terletak di pintu masuk jalan pelantar III.
“Kalau bisa dialihkan, karena mengganggu lalu lalang kenderaan bermotor,” ucapnya.
Selain itu, Feri, warga setempat juga berharap agar adanya perhatian pemerintah dalam pengadaan kegiatan event dragon boat. Sebab, katanya, setiap tahunnya warga setempat mengadakan ritual sembahyang laut yang disejalankan lomba dragon boat.
Namun, kata dia, mengingat saat ini mulai kondisi air mulai dangkal, pihaknya meminta untuk dilakukan pendalaman alur.
“Kami perharap adanya perhatian pemerintah pendalaman alur laut arena dragon boat,” sebuatnya.
Tidak hanya itu kata Feri, warga juga berharap penyediaan sarana penanganan pemadam kebakaran seperti Hidrant di wilayah pelantar-pelantar, mengingat sulitnya akses alat damkar jika terjadinya kebakaran.
Menanggapi keluhan warga, Bobby berjanji akan memperjuangkan aspirasi warga yang menjadi kewenangan tingkat Provinsi.
Bahkan, jika itu menjadi kewenangan Pemerintah Kota, dirinya akan memerintahkan ke-empat wakil dari partai Nasdem untuk memperjuangkan keluhan warga.
“Semua ini akan kita catat menjadi catatan kita, kita akan bawa ke pembahasan. Walaupun saya di komisi 1 kita juga berkoordinasi dengan mitra lainnya. Saya disini tujuannya untuk mengabdi kepada masayarakat,” ujarnya.
“Setetelah kita menampung aspirasi, kita akan susun, kita akan bawa ke musrenbang. Apalagi kalau di mitra kita lebih gampang kita perjuangkan. Kita punya pokok-pokok pikiran, kita harus punya skala prioritas yang mau didahulukan, apalagi untuk kepentingan umum,” tutupnya.(Frengki)