Ini Alasan Haris Menghabisi Nyawa Satu Keluarga di Bekasi

Haris Simamora (foto tengah), Tersangka Pembunuhan satu keluarga di Bekasi

Bekasi | Wartarakyat.co.id – Haris Simamora (HS), pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi telah ditangkap sejak Kamis (15/11/2018).

Polisi dapat menemukan pelaku atas adanya petunjuk dari mobil korban yang hilang dan ditemukan di tempat tinggal HS.

Pelaku membunuh korban dengan cara yang berbeda.

Diperum Nainggolan dan Maya Boru Ambarita dibunuh menggunakan linggis sedangkan kedua putranya dibunuh dengan cara dibekap menggunakan bantal.

Diketahui pelaku ternyata merupakan adik kandung korban Maya Boru Ambarita.

HS tega melakukan pembunuhan sadis itu atas dasar sakit hati dan dendam kepada korban.

Adapun alasan yang membuat HS merasa sakit hati hingga tega membunuh semua anggota keluarga kakaknya itu.

1. Merasa penghasilannya direbut

Seperti dilansir dari TribunJakarta.com, Haris Simamora (HS) mengaku kepada pihak kepolisian bahwa motifnya membunuh keluarga Diperum Nainggolan adalah karena rasa dendam atas perbuatan korban.

Hal ini berawal dari Haris yang merasa bahwa korban merebut penghasilannya. Haris sendiri sudah 3 bulan menjadi pengangguran.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat menyatakan Haris dulunya merupakan ‘Bapak Kost’ di rumah kost yang terletak di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi.

Kemudian, pengelolaan rumah kos tersebut digantikan oleh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita yang merupakan kakak ipar pelaku.

Pemilik kosan itu sendiri adalah kakak korban Douglas Nainggolan.

Pelaku sakit hati karena korban ini pengelola kos. Beberapa waktu yang lalu pengelolanya pelaku,” ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Wahyu Hadiningrat, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Meski tidak lagi bekerja sebagai pengelola kos, namun HS masih sering berkunjung ke kos-kosan tersebut.

Ia bahkan diketahui kerap menginap di kos-kosan yang juga jadi tempat tinggal Diperum dan keluarga itu.

2. Sering dimarahi dan mendapatkan penghinaan

Ketika berkunjung atau menginap, HS kerap kali mendapatkan penghinaan dari Diperum dan istrinya, Maya Ambarita.

“Menurut pengakuan korban, dia sakit hati karena sering dihina, seperti misalnya dibilang ‘tidak berguna’,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018) dikutip dari WartaKotaLive.com.

Argo juga menceritakan emosi Haris kian tersulut kala ia dibangunkan tidur oleh keduanya menggunakan kaki.

Hal tersebut menyebabkan Haris semakin merasa sakit hati.

“Kalau main ke situ, tidur dan dibangunkan pagi hari menggunakan kaki,” kata Argo.

Selain itu, HS juga mengaku jika selama ini ia sering dimarah-marahi oleh korban.

“Sering dimarah-marahin,” kata Argo Yuwono pada awak media seusai apel Tanggap Musim Penghujan Tahun 2018/2019 di Lapangan Promoter Dit Lantas Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).

Sumber : Tribunnews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.